Pengaruh Kata Tidak, Jangan, Dilarang Pada Realitas

Kata "tidak, jangan, dan dilarang" adalah kata yang dapat membuat segala penolakan menjadi semakin nyata dan kata - kata negatif itu memperkuat atas apa yang kita tolak menjadi semakin terealisasi. Bagaimana jika itu digunakan untuk memperkuat apa yang kita inginkan? Contoh, saya sering menghentikan hujan dengan kata "reda" lalu kemudian membayangkan dan merasakan rasa ketika reda, hasilnya menjadi benar2 reda. Tetapi bagaimana jika dibalik menjadi "tidak reda"? Dan kira - kira apa yg terjadi jika hal ini digunakan dalam konteks yang lain? Terima kasih dan mohon bantuanya.

Sdr. ASW -


Itu semua kembali pada penggunaan emosi ya. Memang benar bahwa kata "tidak, jangan, dan dilarang" bukan menjadi fokus pikiran bawah sadar, melainkan predikat, subjek, dan objek lah yg menjadi fokusnya. Contoh jika ada seorang ibu sering mengatakan pada anaknya "Jangan menyebrang jalan sembarangan", kata2 yang akan terekam masuk dengan baik di pikiran bawah sadar anak2 itu adalah "menyebrang jalan sembarangan". Namun semua itu kembali pada penggunaan tingkat emosi anda.

Contohnya dengan kata "tidak reda", kalau terus dikatakan berulang2, bisa jadi malah "hujan reda" atau memang "tidak reda" sama sekali. Karena apa yang anda pikirkan dengan emosi terdalam lah yg menjadi realitas sebenarnya. Misalnya saya pernah mengatakan "aduh, player DVD saya tidak jalan" tetapi perhatikan yang saya pikir beberapa saat kemudian setelah mengatakan itu : "Yahh, DVD player ini rusak kayaknya, sudah lah, benci saya sama player ini". Anda lihat, apa yg saya pikirkan di sini lebih dalam emosinya daripada apa yang saya katakan. Karena ingat bahwa kata2 membentuk pikiran, pikiran membentuk perasaan, dan perasaan / emosi adalah bahasa pikiran bawah sadar. Jadi ketika anda sudah memainkan perasaan / emosi dalam mengatakan sesuatu, pikiran bawah sadar akan lebih merespon baik emosi anda.

Jadi jika anda mengatakan "hujan tidak reda", perhatikan emosi dan fokus apa yang anda rasakan ketika mengatakan "hujan tidak reda" ? Apakah anda lebih fokus pada kata "hujan" nya? Ataukah kata "reda" nya? Ataukah tetap pada kata "tidak reda" tetapi beberapa saat kemudian anda berpikiran "hujan terus deh, gak akan reda nih...". Jika anda akhirnya berpikiran seperti "hujan terus deh, gak akan reda nih...", berarti anda sudah mulai melibatkan emosi anda.

Anda pun dapat memperhatikan betul dari pernyataan anda di atas :
"saya sering menghentikan hujan dengan kata "reda" lalu kemudian membayangkan dan merasakan rasa ketika reda, hasilnya menjadi benar2 reda."

Dari kesimpulan di atas, kuncinya adalah memang anda MEMBAYANGKAN dan MERASAKAN rasa ketika REDA. Karena membayangkan dan merasakan adalah kunci akhir yang paling jitu utk menembus bawah sadar, ingat PERASAAN adalah bahasa pikiran bawah sadar. :)


0 comments:

Post a Comment

Mari berbagi dengan sesama dengan cara menceritakan pengalaman anda berkaitan dengan topik ini, atau sampaikan komentar & saran anda semuanya di sini.